Jumat, 20 Mei 2011

Kondisi Danau Laut Tawar

Danau Laut Tawar dengan luas sebesar 5.472 Ha dan kedalaman rata-rata 51,13 meter memiliki 42 daerah tangkapan air. Areal tersebut berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalir keseluruh air hujan dalam bentuk aliran permukaan, aliran bawah permukaan, dan aliran di bawah tanah, dimana kawasan tersebut merupakan satuan wilayah dibatasi oleh titik-titik topografi tertinggi.

Danau Laut Tawar adalah kawasan hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan yang mengalir ke Selat Malaka melalui Sungai Krueng Peusangan yang melewati Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara. DAS Peusangan mempunyai luas 2.590,79 km2, panjang sungai 128 KM dan kemiringan rata-rata memanjang 0,01309 dan memiliki sungai sebanyak 107 sungai, dengan potensi air per-tahun sebesar 16.573.744.800 m3.

Saat ini tangkapan air sangat rawan serta berpotensi menimbulkan erosi dengan kemiringan lahan dan panjang lereng yang dapat mempertinggi kecepatan aliran permukaan. Kemiringan lereng di atas 45o merupakan nilai kemiringan yang dominan diperoleh pada daerah tangkapan air Danau Laut Tawar, dimana merupakan 44,62 persen dari total luas lahan

Danau Laut Tawar juga merupakan sumber air bagi hampir 1 juta warga Aceh dan pusat pariwisata. Namun belakangan danau tersebut terancam rusak akibat praktek pembangunan yang berpotensi merusak ekosistem danau. Seperti penebangan hutan liar yang menyebabkan debit air menurun (serambi Indonesia Des, 2009), pengalihan fungsi lahan hutan menjadi perkebunan rakyat atau perumahan, serta tidak adanya kebijakan yang jelas dari pemerintah tentang tata kelola Danau dan DAS. Hal ini juga mengancam biota khas danau seperti ikan depik, dan hewan langka lain yang hidup disekitar danau seperti kancil, dan harimau sumatra yang diprediksikan hanya tinggal 400 ekor (Serambi Indonesia Okt, 2010). Turunnya debit danau sangat berpengaruh atas ketersediaan air di aliran DAS Peusangan, dan akibat kerusakan di green belt sungai mengakibatkan banjir dimusim hujan.

Apabila terjadi banjir tinggi genangannya rata-rata mencapai 80-100 cm dengan lama banjir antara 24 – 72 jam. Sedangkan luas genangan banjir 192, 50 ha. Data Sungai Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Aceh, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Provinsi Aceh, Mei 2006. Analisis Neraca Air dengan luas wilayah SWS 6.469 km2, maka volume potensi air permukaan berdasarkan perhitungan dari run off neraca air mencapai 6.376.551.922,16 m3/tahun, sedangkan potensi air tanah dari volume storage (simpanan air tanah) mencapai 3.715.335.372,62 m3/tahun.

Danau Laut Tawar memiliki volume air 2,5 triliyun liter dan vegetasi hutan jumlah tegakan 74,57 pohon/ha, kerapatan hutan. Untuk kondisi sekarang ini dalam mencapai jumlah pohon yang ideal dalam satu tegakan (201 pohon/ha), maka dibutuhkan 62,9% pohon yang harus ditanami di sekitar daerah Danau Laut Tawar tersebut, terutama dari jenis Damar (Pinus merkusii), Kayu Nunang, Kayu pirak ( Annoaceae), Gele Uten (Myrtaceae) dan Batang kapuk (Gossypium sp). Vegetasi perkebunan terdiri dari 16 jenis, yang didominasi oleh kopi arabika (Coffea arabica), sedangkan luas daerah tangkapan air Danau Laut Tawar bervariasi antara 22,06 – 2614,11 Ha dengan total luas 14803,22 Ha.

Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sebagai dataran tinggi bagian dari Danau Lut Tawar telah terjadi pembalakan liar pada masa lampau, kegiatan ini disinyalir merupakan penyebab dari turunnya debit air oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Jika kegiatan ini tidak diberhentikan secara total maka bukan tidak mungkin kedepannya daerah hulu tersebut akan menjadi bagian dari kehancuran Danau Lut Tawar sebagi sumber air untuk memenuhi hak dasar bagi masyarakat.

Daerah hulu merupakan daerah penghasil pinus yang dikelola oleh pemerintah dan beberapa oleh masyrarakat. Sedang perbatasan Bireun dan Bener Meriah sudah mulai terjadi ekspansi perkebunan sawit. Sebagian masyarakat bekerja sebagai petani dengan komoditi coklat, sayur, tanaman obat di daerah hulu dan petani padi sawah di hilirnya. Aktiftas pertambangan galian C juga terjadi di hilir yang melibatkan perusahaa-perusahaan. (Afifuddin dan Fredy)

2 komentar:

Rita mengatakan...

siapa yg bertanggung-jawab atas pengelolaan dan kondisi Danau Laut Tawar? Apakah di bawah PSDA, Pertanian, BPDAS, BBWS?

Afifuddin mengatakan...

Kita akan coba buat analisis tersebut. Karena yang bertanggung jawab itu semua belum ada sebuah kebijakan yang jelas dari PEMDA.